#HITBerbagiKasih ; Semoga Lebaran Kali Ini Bapak Sidik dapat Tersenyum Bahagia

Pos kali ini akan sangat berbeda dibandingkan dengan pos sebelum-sebelumnya. Jika postingan sebelumnya saya lebih banyak membahas produk kecantikan, pada pos kali ini, saya akan membahas sosok yang cukup spesial untuk saya. Beliau adalah Pak Sidik. 

Saya pertama kali bertemu dengan Pak Sidik kira-kira dua tahun yang lalu. Waktu itu, saya memesan galon bukan pada tempat saya biasa memesan karena saya curiga bahwa galon yang saya pesan tersebut bukanlah galon asli, namun galon yang telah dibuka sebelumnya karena tutupnya sudah tidak rapi. Lagipula, tempat yang baru tersebut juga menawarkan harga yang lebih murah, berbeda Rp 1.000 dari tempat lama saya membeli galon. Akhirnya, saya mengirim sms pada tempat penjualan galon tersebut, dan siang itu, pertama kali saya bertemu beliau. 

Kenapa saya sangat berkesan dengan beliau? Pada waktu itu, saya melihat tangan-tangan Pak Sidik gemetaran mengangkat galon air. Saya tahu pasti, galon air itu berat sekali. Pak Sidik pasti berusaha keras sekali untuk mengangkat galon air itu, menaikkan galon-galon air itu pada motor tuanya, kemudian mengantarnya sampai tujuan. Perjuangan belum selesai di situ, Pak Sidik juga harus mengantarkan galon air tersebut sampai dengan kamar masing-masing orang (pelanggan galon air tersebut kebanyakan anak kos). Padahal, banyak diantara kamar tersebut yang berada di lantai 3. Pak Sidik harus mengantarkan galon tersebut melalui anak tangga yang kadang kala terbuat dari kayu dengan ukuran yang kecil dan berbahaya. Belum lagi jika letak dispenser tempat air berada di atas lemari, Pak Sidik juga harus membantu mengangkatkan galon air yang telah dibuka tersebut ke atas lemari agar terpasang pada dispenser. 

Pada saat saya melihat tangan beliau yang gemetaran saat meletakkan galon, saya merasa kasihan. Saya tidak tega melihat orang yang sudah tua seperti beliau mengangkat beban galon yang berat. Saya berfikir untuk memesan galon dari tempat lain saja, yang memiliki pekerja yang lebih muda dan kuat. Tapi, saya khawatir, jika tidak ada yang memesan galon dari Pak Sidik, maka Pak Sidik akan dipecat oleh bos-nya. Jasa pengantaran galon tersebut bukanlah milik Pak Sidik. Pak Sidik hanya bertugas mengantarkan galon dengan bayaran sangat kecil. Hanya beberapa ribu rupiah dalam sehari. Akhirnya, agar Pak Sidik dapat terus bekerja dan menghidupi keluarganya, saya tetap memesan galon pada beliau, namun saya hanya meminta beliau untuk meletakkan galon di depan pintu kos. Saya yang akan menuang sendiri galon tersebut ke dispenser. Saya cukup kuat untuk melakukan itu. 

Akhirnya, karena sering memesan galon pada beliau, saya menjadi akrab dengan beliau. Saya pun banyak bertanya tentang keluarganya. Pak Sidik mempunyai dua orang anak. Satu orang duduk di bangsu SMA, sedangkan adiknya masih SD. Beliau bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak beliau. 

Area tempat Pak Sidik menjaga parkir.

Di waktu lainnya, Pak Sidik juga bercerita, bahwa selain bekerja sebagai pengantar galon pada siang hari, Malamnya, Pak Sidik juga bekerja sebagai tukang parkir di depan sebuah rumah makan lele. Beliau berkata bahwa beliau bertugas mengantar galon dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Setelah itu, beliau langsung bertugas menjaga parkir sampai dengan malam hari. 

"Apa ngga capek, pak, kerja ngantar galon dari pagi, lalu langsung jaga parkir sampai malam?" saya pernah bertanya. "Ya, capek neng. Tapi ya mau bagaimana lagi? Saya pernah bilang ke majikan untuk ngantar galon sampai jam 4 aja, soalnya saya harus jaga parkir, tapi ya tetap aja. Kadang malah ada yang sampai Maghrib ngantar galonnya." Sambil tersenyum, beliau menjawab pertanyaan saya. 

Pak Sidik ketika sedang menjaga area parkir.

Sejak kurang lebih setahun yang lalu, saya pindah kos dan tidak memesan galon dari beliau lagi. Kemarin, saya sengaja menjumpai beliau di tempat beliau bertugas menjaga area parkir. Saya menyalami beliau. Beliau menjabat tangan saya dengan hangat. Saya merasakan tangan-tangan beliau yang kasar hasil bekerja keras selama ini. Saya menanyakan kabar beliau dan ternyata beliau masih bekerja mengantar galon pada siang hari dan menjaga area parkir pada malam hari. 

Setahun nyaris tidak pernah ngobrol lagi, saya merasakan bahwa pendengaran beliau juga telah berkurang. Beliau adalah seorang tua yang menolak untuk menjadi renta dan tak berdaya. Demi keluarganya, beliau bekerja keras sepanjang hari tanpa hari libur. Jika saya mendapatkan sembako dari HIT, maka saya akan memberikan sembako tersebut kepada Pak Sidik. Saya berharap, pada lebaran kali ini, Pak Sidik dan keluarga memiliki makanan enak yang cukup. Pak Sidik mungkin bisa libur bekerja barang satu atau dua hari tanpa harus berfikir tentang apa yang harus dimakan esok hari. Pada hari lebaran kali ini, saya berharap keluarga Pak Sidik bisa makan opor ayam dengan kenyang dan bahagia. Sebagian sembako mungkin juga bisa dijual untuk membantu biaya sekolah anak-anak Pak Sidik. Saya berharap Pak Sidik dapat tersenyum dengan bahagia lebaran kali ini. 

Semoga HIT mau berbagi kasih kepada Pak Sidik dan keluarganya lebaran kali ini. Terima kasih banyak, HIT.

#HITBerbagiKasih
FB : HIT Inspirasi Ibu
Twitter : @IbuInspirasiHIT

xoxo
Kiki

0 komentar:

Posting Komentar

 
Jejak Venus Blog Design by Ipietoon